Oleh Dr. Ahdar, M.Pd.I
(Dosen Pascasarjana IAIN Parepare)
Salah satu program pemerintah yang patut di acungkan jempol Adalah MBG Makanan Bergizi Gratis untuk sekolah Sekolah khusus di indoensia, selaku orang tua yang juga berkarya untuk bangsa kadang tidak mempunyai waktu untuk menyediakan buah hati kami makanan yang sarat dengan gizi yang seimbang.
Perlu di pahami bahwa sahnya, salah satu Pembangunan sebuah bangsa tidak hanya ditentukan oleh kekayaan alam, teknologi, ataupun infrastruktur megah yang berdiri di setiap sudut kota. Lebih dari itu, kekuatan sebuah bangsa terletak pada kualitas manusianya. Anak-anak hari ini adalah pemimpin masa depan, sehingga menyiapkan mereka menjadi generasi yang sehat, kuat, dan cerdas merupakan tanggung jawab bersama.
Salah satu cara paling nyata untuk mewujudkan generasi unggul adalah dengan memberikan perhatian serius terhadap asupan gizi anak-anak. Program makan gratis anak sekolah merupakan langkah strategis yang tidak sekadar mengenyangkan, tetapi juga menanamkan nilai keadilan sosial dan kepedulian bangsa terhadap generasi mudanya.
Satu piring makanan bergizi yang disajikan di sekolah bukan hanya sekadar santapan sehari-hari. Ia adalah simbol kepedulian negara, cermin rasa keadilan, sekaligus investasi jangka panjang dalam membangun manusia Indonesia yang berdaya saing global.
Tentu banyak yang telah melakukan penelitian dari para akademisi dan medis bahwa yang dapat menunjukkan anak-anak yang mendapatkan gizi seimbang memiliki kemampuan konsentrasi lebih tinggi, daya ingat lebih baik, serta stamina yang lebih kuat dibandingkan anak-anak yang mengalami kekurangan gizi. Hal ini membuktikan bahwa satu piring gizi memiliki pengaruh langsung terhadap kualitas pendidikan.
Dalam konteks dunia pendidikan, program makan gratis membantu anak-anak belajar dengan tenang tanpa terganggu rasa lapar. Anak yang kenyang dan bergizi baik akan lebih fokus dalam mengikuti pelajaran, aktif berdiskusi, serta berani mengemukakan pendapat. Dengan demikian, program ini mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif.
Program ini juga berdampak besar bagi keluarga, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Bahwa kalangan orang tua yang pada sibuk kadang lupuk dari sarapan sehat buat buathati mereka. Dengan adanya makan gratis, beban pengeluaran keluarga berkurang, sehingga orang tua dapat lebih fokus pada kebutuhan lain yang mendukung pendidikan anak.
Tidak hanya itu, program makan gratis dapat menjadi upaya nyata dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Masalah stunting bukan sekadar urusan tinggi badan, melainkan juga menyangkut perkembangan otak dan kemampuan berpikir. Dengan piring gizi seimbang, ancaman ini dapat ditekan secara signifikan.
Di sisi lain, program makan gratis dapat memperkuat semangat gotong royong di tengah masyarakat. Melalui penyediaan bahan pangan dari petani lokal, program ini tidak hanya menyehatkan anak-anak, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian desa.
Bayangkan sebuah siklus kebaikan yang dihasilakn dengan program MBG ini Adalah mulai dari petani mendapatkan keuntungan dari hasil panennya, sekolah memperoleh bahan makanan segar, anak-anak mendapatkan gizi sehat, dan bangsa melahirkan generasi yang kuat. Semua ini bermula dari satu piring gizi.
Lebih jauh lagi, program ini juga menjadi alat pendidikan karakter. Anak-anak diajarkan pentingnya bersyukur atas makanan yang tersedia, menjaga kebersihan saat makan, serta berbagi dengan sesama. Dengan demikian, program ini bukan hanya tentang gizi, tetapi juga tentang nilai moral dan sosial.
Dari perspektif pembangunan nasional, program makan gratis adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan terlihat beberapa dekade ke depan. Generasi yang sehat dan cerdas hari ini akan menjadi tenaga kerja produktif, inovator, dan pemimpin yang membawa Indonesia menuju kemajuan.
Apabila program ini dijalankan secara konsisten, maka kesenjangan sosial dalam pendidikan pun dapat diperkecil. Anak-anak dari keluarga tidak mampu akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh sehat dan cerdas seperti anak-anak dari keluarga yang lebih mampu.
Program makan gratis juga mampu mempererat ikatan emosional antara pemerintah dan rakyat. Anak-anak merasakan kasih sayang negara, sementara orang tua melihat kehadiran pemerintah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya dan kebanggaan sebagai warga negara Indonesia.
Tentu saja, tantangan dalam pelaksanaan program ini tidak sedikit. Mulai dari pendanaan, distribusi pangan, hingga pengawasan kualitas makanan. Namun, tantangan ini bukan alasan untuk berhenti, melainkan pemicu untuk semakin kreatif dan inovatif dalam mencari solusi.
Salah satu langkah penting adalah melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, sekolah, hingga masyarakat lokal. Dengan kolaborasi yang baik, program ini dapat berjalan lancar dan berkelanjutan.
Keterlibatan sektor swasta juga perlu didorong. Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), dunia usaha dapat berkontribusi dalam penyediaan bahan pangan, fasilitas dapur, atau pelatihan gizi bagi tenaga pendidik.
Lebih dari sekadar makanan, program ini adalah pesan moral bahwa bangsa ini benar-benar peduli pada masa depan anak-anaknya. Setiap piring gizi yang tersaji adalah wujud cinta tanah air, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menyiapkan generasi penerus dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, “Satu Piring Gizi, Satu Langkah Majukan Negeri” bukanlah sekadar slogan indah. Ia adalah komitmen kolektif untuk menjadikan gizi sebagai prioritas utama dalam pembangunan manusia Indonesia.
Program ini juga sejalan dengan cita-cita luhur bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak ada cara yang lebih nyata untuk mencerdaskan bangsa selain dengan menyiapkan anak-anak yang sehat dan bergizi cukup.
Akhirnya, satu piring gizi yang diberikan hari ini adalah satu langkah pasti menuju Indonesia yang lebih maju, sejahtera, dan bermartabat. Dengan generasi kuat dan cerdas, Indonesia akan mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa besar dunia. (*)