PAREPARE, PILARKITA.COM – Mahasiswa Institut Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie (ITH) Parepare berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) 2025 melalui inovasi SIPAKARENA (Sistem Pengolahan Gula Aren Kendali Real-time dan Otomatis Berbasis IoT) yang diumumkan pada 4 Juli 2025.
Tim ini diketuai Sitti Rahma Yunus (Ilmu Komputer 2022) dengan anggota Nur Aini Sri Oktaviani Bahar (Ilmu Komputer 2022), Khumaedi (Sistem Informasi 2023), Muhammad Mu’adz Ibda (Ilmu Komputer 2023), dan Nur Aisyah Rahmah (Teknologi Pangan 2024). Tim dibimbing Muh. Agus, S.Kom., M.Kom, dosen Prodi Ilmu Komputer. Inovasi ini dihadirkan untuk mengotomatisasi proses pengolahan gula aren yang selama ini masih dilakukan secara manual.
Inovasi SIPAKARENA lahir dari keresahan mahasiswa ITH Parepare terhadap proses pengolahan gula aren yang masih dilakukan secara tradisional. Pengerjaan alat ini dipusatkan di Parepare, sementara penelitian lapangan dilakukan di Maroanging, Kabupaten Enrekang, yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil gula aren.
Di lokasi tersebut, tim mengamati langsung bagaimana gula aren dimasak secara manual oleh petani, sehingga dapat merancang solusi teknologi yang tepat guna.
SIPAKARENA dirancang sebagai sistem berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mengendalikan proses pengolahan gula aren secara otomatis dan real-time. Sistem ini dapat dipantau serta dikontrol langsung melalui aplikasi mobile sehingga mempermudah pengolahan oleh petani.
Cara kerja inovasi ini cukup unik. Ketika adonan gula aren mulai mengental atau kadar air berkurang, sensor soil moisture akan membaca kondisi tersebut lalu mengaktifkan pengaduk otomatis. Selain itu, sensor suhu dan api berfungsi memantau pembakaran. Jika api mengecil, blower akan otomatis menyala untuk menjaga kestabilan panas.
Tidak hanya itu, terdapat pula corong kayu yang dapat dibuka dan ditutup secara otomatis saat penambahan bahan bakar. Menariknya, sistem ini juga dilengkapi dengan mekanisme penyiraman oli ke kayu bakar agar api tetap menyala besar dan stabil sepanjang proses pemasakan.
Dengan berbagai fitur tersebut, SIPAKARENA diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, menjaga kualitas gula aren, serta meringankan pekerjaan petani yang selama ini masih bergantung pada metode tradisional.
Tim berharap inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut hingga tahap implementasi di masyarakat, sehingga para petani gula aren di Indonesia, khususnya di Maroanging dan daerah penghasil aren lainnya, dapat merasakan manfaat langsung dari teknologi yang mereka rancang. (*)